A.
Tetrasiklin
1.
Defenisi
tetrasiklin
pemberian antibiotic dalam resepobat yang diberikan
dokter terkadang membuat dilema sebagian orang . pemakaian yang terlalu lama
dan terlalu sering ternyata bisa mengakibatkan efek samping yang kurang baik
bagi tubuh . Antibiotik tetrasiklin merupakan salah satu antibiotic yang paling
banyak digunakan dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Tetracycline / tetrasiklin merupakan kelompok antibiotika yang
dihasilkan oleh jamur Streptomyces Aureofaciens. Antibiotika ini merupakan
derivate dari senyawa hidronaftalen dan berwarna kuning. Dalam kedokteran hewan
golongan tetracycline yang sering digunakan adalah khlortetrasiklin,
oksitetrasiklin dan tetrasiklin. beberapa nama paten dari kelompok tetrasiklin
yaitu : Achromycin (tetrasiklin), Minocin (minosiklin), Terramycin
(Oksitetrasiklin), vibramycin(doksisiklin) dsb.
Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah denga
cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau denga
fermentasi (3).
Tetrasiklin
mempunyai mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 975 μg tetrasiklin
hidroklorida,(C22H24N2O8.HCl),per mg di hitung terhadap zat anhidrat (4).
Struktur
kimia dari tetrasiklin adalah sebagai berikut:
Gambar.1.Struktur Tetrasiklin (2)
Tabel 1. Struktur kimia golongan tetrasiklin (1)
Jenis
tetrasiklin
|
Gugus
|
||
R1
|
R2
|
R3
|
|
1. Klortetrasiklin
|
-Cl
|
-CH3, -OH
|
-H, -H
|
2. Oksitetrasiklin
|
-H
|
-CH3, -OH
|
-OH, -H
|
3. Tetrasiklin
|
-H
|
-CH3, -OH
|
-H, -H
|
4. Demeklosiklin
|
-Cl
|
-H, -OH
|
-H, -H
|
5. Doksisiklin
|
-H
|
-CH3, -H
|
-OH, -H
|
6. Minosiklin
|
-N(CH3)2
|
-H, -H
|
-H, -H
|
Pada
dasarnya antibiotic tetrasiklin ini berfungsi untuk menekan pertumbuhan
bakteri. Kemampuan antibiotic tetrasiklin untuk mencegah dan menekan hidup
bakteri agar tidak berkembang didalam tubuh secara sporadic
3.
Mekanisme
kerja tetrasiklin
Golongan Tetrasiklin termasuk
antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat
sintesis protein kuman.
Golongan Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transportasi aktif.
Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri, maka antibiotika Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30s dan menghalangi masuknya komplek tRNA-asam amino pada lokasi asam amino, sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak.
Pada umumnya efek antimikroba golongan Tetrasiklin sama (sebab mekanisme kerjanya sama), namun terdapat perbedaan kuantitatif dari aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.
Golongan Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transportasi aktif.
Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri, maka antibiotika Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30s dan menghalangi masuknya komplek tRNA-asam amino pada lokasi asam amino, sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak.
Pada umumnya efek antimikroba golongan Tetrasiklin sama (sebab mekanisme kerjanya sama), namun terdapat perbedaan kuantitatif dari aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.
4.
Sifat kimiawi tetrasiklin
Tetrasiklin mudah membentuk garam dengan ion NA+ maupun Cl- . Obat ini
dalam bentuk kering bersifat stabil, tidak demikian halnya bila antibiotika ini
berada dalam larutan air. Untuk tetrasiklin sediaan basah perlu ditambahkan
buffer. Dalam larutan tetrasiklin yang biasa digunakan untuk injeksi mengandung
buffer dengan pelarut propylen glikol pada pH 7,5, dapat tahan 1 tahun pada
suhu kamar sampai 45O C. Bila pH lebih tinggi dari 7,5 maka tingkat kestabilan
tetrasiklin akan menurun.
5.
FARMAKOKINETIK
1. Absorbsi
Kira-kira 30-80% tetrasklin diserap lewat
saluran cerna. Doksisiklin dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini
sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus bagian atas. Berbagai
faktor dapat menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya makanan dalam
lambung (kecuali doksisiklin dan monosiklin), pH tinggi, pembentukan kelat (kompleks
tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti kation Ca2+,
Mg2+, Fe2+, Al3+, yang terdapat dalam susu dan
antasid). Oleh sebab itu sebaiknya tetrasiklin diberikan sebelum atau 2 jam
setelah makan (1). Tetrasiklin fosfat kompleks tidak terbukti lebih baik
absorbsinya dari sediaan tetrasiklin biasa (1).
2. Distribusi
Dalam plasma serum jenis tetrasiklin terikat oleh protein
plasma dalam jumlah yang bervariasi. Pemberian oral 250 mg tetrasiklin,
klortetrasiklin dan oksitetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar sekitar
2,0-2,5 μg/ml (1).
Masa
paruh doksisiklin tidak berubah pada insufisiensi ginjal sehingga obat ini
boleh diberikan pada gagal ginjal. Dalam cairan serebrospinal (CSS) kadar
golongan tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak
tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dalam
jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun dalam sistem
retikuloendotelial di hati, limpa dan sumsum tulang, serta di dentin dan email
gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri, dan
terdapat dalam air susu ibu dalam kadar yang relatif tinggi. Dibandingkan
dengan tetrasiklin lainnya, daya penetrasi doksisiklin dan minosiklin ke
jaringan lebih baik (1).
3. Metabolisme
Obat
golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati. Doksisiklin dan
minosiklin mengalami metabolisme di hati yang cukup berarti sehingga aman
diberikan pada pasien gagal ginjal (1).
4. Ekskresi
Golongan
tetrasiklin diekskresi melalui urin berdasarkan filtrasi glomerulus. Pada
pemberian per oral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin diekskresi melalui
urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai
kadar 10 kali kadar serum. Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen
usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam
darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada
saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami kumulasi dalam
darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja (1).
Antibiotik golongan tetrasiklin
yang diberi per oral dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan sifat
farmakokinetiknya, yaitu :
a.
Tetrasiklin,
klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Absorpsi kelompok tetrasiklin ini tidak
lengkap dengan masa paruh 6-12 jam.
b.
Demetilklortetrasiklin.
Absorpsinya lebih baik dari masa paruhnya kira-kira 16 jam sehingga cukup
diberikan 150mg per oral tiap 6 jam.
c.
Doksisiklin
dan minosiklin. Absorpsinya baik sekali dan masa paruhnya 17-20 jam.
Tetrasiklin golongan ini cukup diberikan 1 atau 2 kali 100 mg sehari (1).
5.
Resistensi
Resistenssi terhadap beberapa spesies kuman terutama
strepcococus betahelitkus, E coli, streptococcus pneumonia hoeae, bactteroides,
N gonorr dan streptococcus aureus makin meningkat resistensinya terhadap
tetrasiiln.
Resistensi terhadap suatu tetrasiklin biasanya
disertai resistensi yang lainnya,
kecuali minosiklin pada resistensi S. aureus dan doksisiklin pada
Bacilus fragilis.
6.
Efek Samping dan kontra indikasi
a. Efek
samping
Iritasi lambung pada pemberian oral. Tromboflebitis pada
pemberian injeksi (IV).
Tetrasiklin terikat pada jaringan tulang yang sedanag tumbuh dan membentuk kompleks. Pertumbuhan tulang akan terhambat sementara pada janin sampai anak tiga tahun.
Pada gigi susu atau gigi tetap, Tetrasiklin dapat merubah warna secara permanen dan cenderung mengalami karies. Dapat menimbulkan superinfeksi oleh kuman resisten dan jamur, dengan gejala adalah diare akibat terganggunya keseimbangan flora normal dalam usus. Absorbsi Tetrasiklin dihambat oleh antasida, susu, Koloidal bismuth, Fenobarbital, Fenitoin dan Karbamazepin sehingga mengurangi kadar dalam darah karena metabolismenya dipercepat. Tetrasiklin dapat mempengaruhi kerja Penisilin dan Antioagulan.
Tetrasiklin terikat pada jaringan tulang yang sedanag tumbuh dan membentuk kompleks. Pertumbuhan tulang akan terhambat sementara pada janin sampai anak tiga tahun.
Pada gigi susu atau gigi tetap, Tetrasiklin dapat merubah warna secara permanen dan cenderung mengalami karies. Dapat menimbulkan superinfeksi oleh kuman resisten dan jamur, dengan gejala adalah diare akibat terganggunya keseimbangan flora normal dalam usus. Absorbsi Tetrasiklin dihambat oleh antasida, susu, Koloidal bismuth, Fenobarbital, Fenitoin dan Karbamazepin sehingga mengurangi kadar dalam darah karena metabolismenya dipercepat. Tetrasiklin dapat mempengaruhi kerja Penisilin dan Antioagulan.
b. Kontra indikasi
-
Penderita yang peka terhadap obat-obatan golongan Tetrasiklin.
- penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis akut dan kronis).
- penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis akut dan kronis).
7.
Farmakodinamik
Tetrasiklin
me nghambat sintesis protein bakteri. Obat ini dipakai untuk pengobatan Acne
dengan dosis rumatan yang lebih rendah dalam jangka waktu beberapa bulan.
Tetrasiklin tidak boleh diminum bersama antasid atau produk dari susu, karena
akan mengikat trasiklin menjadi senyawa yang tidak larut, sehingga mengurangi
absorpsinya. Tetrasiklin meningkatkan efek antikoagulan oral dan me-ngurangi
efek kontrasepsi oral. Efek samping utama dari tetrasiklin adalah
fotosensitivitas.
Paparan sinar matahari akan menimbulkan kulit terbakar matahari yang berat. Tetrasiklin tidak boleh dipakai wanita hamil karena adanya kemungkinan efek teratogenik pada janin. Tetrasiklin dapat diberikan per oral, intramuskular, dan intravena. Tetrasiklin oral efektifjika tidak diminum bersama bahan makanan yang terbuat dari susu atau antasid.
Injeksi intramuskular dapat menimbulkan rasa sakit. Tetrasiklin intravena biasanya diberikan dengan infus yang intermiten dalam waktu 5-30 menit. Mula kerja dari tetrasiklin intravena adalah segera, dan waktu untuk mencapai kadar puncak adalah pada akhir pemberian infus.
Paparan sinar matahari akan menimbulkan kulit terbakar matahari yang berat. Tetrasiklin tidak boleh dipakai wanita hamil karena adanya kemungkinan efek teratogenik pada janin. Tetrasiklin dapat diberikan per oral, intramuskular, dan intravena. Tetrasiklin oral efektifjika tidak diminum bersama bahan makanan yang terbuat dari susu atau antasid.
Injeksi intramuskular dapat menimbulkan rasa sakit. Tetrasiklin intravena biasanya diberikan dengan infus yang intermiten dalam waktu 5-30 menit. Mula kerja dari tetrasiklin intravena adalah segera, dan waktu untuk mencapai kadar puncak adalah pada akhir pemberian infus.
8.
Cara
penggunaan /rute pembagian
Tetrasiklin seringkali
diresepkan untuk pemakaian oral meskipun obat ini juga ter¬sedia untuk
pemakaian intramuskular dan in¬travena. Karena pemberian tetrasiklin
intra¬muskular menimbulkan nyeri pada tempat in¬jeksi dan iritasi pada
jaringan, maka rute pemberian ini jarang dipakai.
Rute
intravena dipakai untuk mengobati infeksi yang berat. Preparat oral tetrasiklin
yang lebih baru, doksisiklin dan minosiklin, lebih cepat dan lebih lengkap
diabsorpsi. Tetrasiklin tidak boleh diminum bersama preparat magnesium dan
alumunium (antasid), produk susu yang me¬ngandung kalsium, atau obat yang
mengan¬dung besi, karena semua substansi ini ber¬ikatan dengan tetrasiklin dan
mencegah absorpsi obat. Disarankan agar tetrasiklin, ke¬cuali doksisiklin dan
minosiklin, diminum dalam keadaan lambung kososng 1 jam sebe¬lum atau 2 jam
setelah makan. Tabel 21-7 menjelaskan preparat tetrasiklin, dosis, pema¬kaian,
dan pertimbangan pemakaiannya.
9.
Interaksi obat
·
Golongan
tetrasiklin dengan antasida ( termasuk garan alimunium, kalsium, atau
magnsium), garam besi, garan zink. Menyababkan absorpsi dan kadar serum
tetrasiklin turun.
Pengatasan : tetrasiklin diberikan 1 jam sebalum atau 2
jam setelah antasida.
·
Golongan
tetrasiklin dengan garam bismuth menyebabkan kadar serum tetrasiklin turun.
Pengatasan : bismuth diberikan 2 jam setelah tetrasiklin
·
Golongan
tetrasiklin dengan cholestyramine atau colestipol menyebabkan absorpsi tetrasiklin
turun sehingga kadar serumnya juga turun.
Pengatasan : bila perlu dilakukan penyesuaian dosis
tetrasiklin.
·
Golongan
tetrasiklin dengan pengalkali urin (contoh: Na. Laktat, K. Sitrat) menyababkan
terjadi peningkatan ekskresi dan penurunan kadar serum tetrasiklin.
Pengatasan : pemisahan waktu pemakaian 3-4 jam atau bila
perlu dilakukan peningkatan dosis tetrasiklin ( jika pH urin naik signifikan)
·
Golongan
tetrasiklin dengan anti koagulan oral. Efek antikoagualan meningkat karena
berkurangnya vitamin K yang diproduksi bakteri dalam usus akibat pemakaian
tetrasiklin.
Pengatasan : monitor parameter anti koagualan dan bila
perlu dosis anti koagualan disesuaikan.
·
Golongan
tetrasiklin dengan kontrasepsi oral. Tetrasiklin mempengaruhi resirkulasi enterohepatik
kontrasepsi steroid, sehingga menurunkan efeknya.
·
Golongan
tetrasiklin denga digoxin. Dapat terjadi peningkatan kadar serum digoxin pada
sejumlah kecil pasien ( sekitar 10%).
Pengatasan
: monitor kadar digoxin dan tanda-tanda toksisitasnya.
10. Penggunaan Klinik
Tetrasiklina.
a. Tetrasikin
Tetrasiklin terutama digunakan untuk pengobatan acne vulgaris dan rosacea. Tetrasikin juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran pernafasan, sinus, telinga bagian tengah, saluran kemih, usus dua belas jari dan juga Gonore.
Tetrasiklin terutama digunakan untuk pengobatan acne vulgaris dan rosacea. Tetrasikin juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran pernafasan, sinus, telinga bagian tengah, saluran kemih, usus dua belas jari dan juga Gonore.
Peringatan: gangguan fungsi hati
(hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi ginjal , kadang-kadang
menimbulkan fotosintesis.
Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.
Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.
b.
Doksisiklin
Kegunaan Doksisiklin selain seperti Tetrasiklin juga digunakan untuk pencegahan pada infeksi Antraks. Dan digunakan untuk pengobatan dan pencegahan Malaria, serta perawatan infeksi Kaki Gajah.
Kegunaan Doksisiklin selain seperti Tetrasiklin juga digunakan untuk pencegahan pada infeksi Antraks. Dan digunakan untuk pengobatan dan pencegahan Malaria, serta perawatan infeksi Kaki Gajah.
c.
Oksitetrasiklin
Oksitetrasiklin berguna dalam pengobatan infeksi karena Ricketsia dan Klamidia, pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak dan infeksi karena hubungan kelamin.
Oksitetrasiklin berguna dalam pengobatan infeksi karena Ricketsia dan Klamidia, pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak dan infeksi karena hubungan kelamin.
d.
Minosiklin
Minosiklin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti Pneumonia dan infeksi saluran nafas lain, jerawat dan infeksi kulit, kelamin dan saluran kemih. Minosiklin juga dapat membunuh bakteri dari hidung dan tenggorokan anda yang dapat menyebabkan meningitis.
Minosiklin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti Pneumonia dan infeksi saluran nafas lain, jerawat dan infeksi kulit, kelamin dan saluran kemih. Minosiklin juga dapat membunuh bakteri dari hidung dan tenggorokan anda yang dapat menyebabkan meningitis.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer