Doa Yang Paling Bagus Dan Sebaiknya Diulang-Ulang


Seorang penanya bertanya kepada Syaikh Utsaimin, “Doa apakah yang paling bagus dan dianjurkan untuk diulang-ulang? Dan kapankah waktu yang lebih utama untuk mengharapkan terkabulnya do’a?
Jawaban:
Do’a yang paling utama dan paling mencakup segala perkara adalah do’a yang terdapat dalam firman Allah Ta’ala:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Dan di antara mereka ada yang mengucapkan: “Wahai Rabb kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkanlah kami dari adzab neraka” (QS. Al Baqarah: 201)
Do’a ini adalah do’a yang isinya paling mencakup berbagai macam hal karena di dalam do’a tersebut terkumpul antara kebaikan dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak membaca do’a ini. Selayaknya orang itu membaca do’a ini. Demikian juga doa-doa yang diajarkan, sehingga dia menjadi orang yang mengamalkan sunah dalam setiap kondisi.
Kemudian, keadaan dimana doa lebih berpeluang untuk ijabah adalah ketika sujud, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ألا وأني نهيت أن أقرأ القرآن راكعاً أو ساجداً فأما الركوع فعظموا فيه الرب وأما السجود فأكثروا من الدعاء فقني أن يستجاب لكم
“Sesungguhnya aku dilarang membaca Al Qur’an ketika ruku’ atau sujud. Ketika ruku’, agungkanlah Rabb, adapun ketika sujud, perbanyaklah berdo’a, karena doa kalian berpeluang untuk dikabulkan.”
Termasuk waktu yang utama pula adalah waktu antara adzan dan iqomah karena do’a antara adzan dan iqomah adalah do’a yang tidak tertolak.
Waktu utama yang lain adalah di akhir malam berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ينزل ربنا إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر فيقول من يدعوني فأستجيب له من يسألني فأعطيه من يستغفرني فاغفر له
“Rabb kita turun ke langit dunia di waktu sepertiga malam yang terakhir, kemudian Dia berkata: ’Siapa yang berdo’a kepadaKu maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka akan Aku beri, dan siapa saja yang memohon ampunan kepadaKu maka akan Aku ampuni.” (Muttafaq ‘alaihi)
Demikian pula do’a setelah tasyahud (sebelum salam) berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ثم ليتخير من الدعاء أعجبه إليه فيدعو
“Kemudian hendaknya dia memilih do’a yang paling ia senangi kemudian dia berdo’a dengan do’a tersebut.”
Termasuk waktu yang utama adalah pada hari jum’at, terutama ketika Imam mulai berkhutbah sampai selesainya sholat jum’at. Termasuk waktu setelah sholat ashar bagi orang-orang yang menunggu waktu sholat maghrib.
Dan yang paling penting, seseorang harus ikhlas ketika berdo’a, murni karena Allah, dia meyakini bahwa tidak ada yang dapat menghilangkan keburukan kecuali Allah dan tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Allah Ta’ala. Selain itu seseorang juga hendaknya menjauhi makanan yang haram karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
أن الرجل يطيل السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء يا ربي يا رب ومطعمه حرام وملبسه حرام وغذي بالحرام قال فأنى يستجاب لذلك
“Seseorang yang lama bepergian , rambutnya kusut, berdebu, dan menegadahkan keduan tangannya ke langit, ‘Ya Rabbi! Ya Rabbi!’ padahal makanannya haram, pakaiannya haram, dan ia kenyang dengan yang haram, maka bagaimana do’anya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)
Dengan demikian, menjauhi makanan yang haram termasuk perkara yang bisa menjadi sebab terkabulnya do’a. sebaliknya, memakan makanan haram merupakan perkara yang menjadi sebab tidak terkabulnya do’a.
http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_7677.shtml
diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Muslimah.Or.Id

***
Artikel Muslimah


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

waktu-waktu mustajab untuk berdo'a

Allah memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbeda-beda, diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut. Mereka mengira bahwa seluruh waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda. Bagi setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan kesuksesan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan. Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain:

Sepertiga Akhir Malam

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallambersabda yang artinya : “Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan baran1gsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya”  (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150).

Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pafa saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”(Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17).

Setiap Selepas Shalat Fardhu

Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentangdoa yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau menjawab:
Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai [dubur shalat, yg benar mungking penghujung shalat, bukan selesai shalat. krn syaikhul islam menegaskan Nabi tdk pernah berdoa setelah shalat] shalat fardhu” (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782).

Sesaat Pada Hari Jum’at

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidak bertepatan  seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut” (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6)
Waktu yang sesaat itu tidak bisa diketahui secara persis dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeda-beda, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203.
Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.

Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari Bagi Orang Yang Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah

Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:
Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya” (Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595)
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail” yaitu terbangun dari tidur pada malam hari.

Doa Diantara Adzan dan Iqamah

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda.
Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah” (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139)

Doa Pada Waktu Sujud Dalam Shalat

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda.
Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”. (Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi Ruku’ wa Sujud 2/48)
Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan.

Pada Saat Sedang Kehujanan

Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallambersabda.
Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami‘ No. 3078).
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).

Pada Saat Ajal Takziah

Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda:
Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Semua keluarga histeris. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan” (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38)

Pada Malam Lailatul Qadar

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar“. (Al-Qadr : 3-5)
Imam As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud Dzakirin hal. 56)

Doa Pada Hari Arafah

Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah” (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Ta’liq alal Misykat 2/797 No. 2598).

Artikel Muslimah.Or.Id
Penulis: Siti Anisa, AR

Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Nasihat Untuk Penghafal Al Quran

Nasihat Untuk Penghafal Al Quran 1 (Yang Harus Dilakukan Pertama Kali)

Pertanyaan :
Perkara apakah yang pertama kali yang harus dilakukan orang yang ingin menghafal Al Qur’an?
Jawaban :
Merupakan satu keharusan bagi seseorang yang beramal dengan suatu amalan adalah menghikhlaskan amalan itu karena Allah subhanahu wa ta’aala. Allah berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak diperintah melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya mengikhlaskan amalan itu karena-Nya.” (Qs. Al Bayinah : 5)
Kemudian bersungguh sungguh untuk meluruskan niat dan tujuannya, karena amalan tanpa ikhlas tidak akan diterima disisi Allah. Rasulullah -shalallahu ‘alayhi wa sallam- bersabda:
إنّ الله عزّ و جلّ لا يقبل من العمل إلّا ما كان خالصا و ابتغي به وجه الله
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla tidak akan menerima amalan kecuali ikhlas dan mengharap Wajah Allah” (Diriwayatkan An Nasaa’i dan Al Hafidz Ibnu Hajar berkata sanadnya bagus)
Menghafal kitabullah termasuk amalan dan ibadah yang paling tinggi dan paling utama maka harus ikhlas karena wajah Allah dan mengharapkan negeri akhirat, bukan karena ingin pujian manusia, pamer dan ingin terkenal. Sesungguhnya barang siapa yang tidak ikhlas karena Allah maka dia berdosa dan berhak mendapatkan hukuman, sebagaimana terdapat (dalam riwayat) tentang orang yang pertama kali dinyalakan api neraka untuknya yaitu orang yang menghafal AlQur’an agar dikatakan sebagai Qori’
Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- dia berkata, Rasulullah -shalallahu ‘alayhi wa sallam- bersabda:
أنا أغني الشركاء عن الشرك, فمن عمل عملا أشرك فيه غيري معي تركته و شركه
“Allah ‘azza wa jalla berfirman: Aku paling tidak butuh pada sekutu maka barangsiapa mengerjakan amalan dalam keadaan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, Aku tinggalkan dia dan sekutunya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan hendaklah seorang muslim bersemangat untuk menjad ahli Al Qur’an. Mereka itulahAhlullah dan orang orang yang istimewa-Nya. Dan hendaklah mereka menjadi sebaik-baik manusia, dimana Nabi -shalallahu ‘alayhi wa sallam- memuji mereka sebagaimana dalam hadits yang shahih, beliau bersabda:
خيركم من تعلّم القرآن و علّمه
Sebaik baik kalian adalah orang yang mempelajari AlQur;a dan mengajarkanny.” (HR Bukhari)
***
artikel 
muslimah.or.id
Diambil dari kumpulan pertanyaan yang ada di dalam benak orang-orang yang ingin menghafal Al Qur’an yang ditulis oleh Muhammad Taqiyyul Islam dalam buku beliau :
الأجوابة الحسان لمن أراد بحفظ القرآن
0



Nasihat Untuk Penghafal Al Quran 2 (Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Menghafal)

Pertanyaan
Berapa lamakah seorang pelajar menghabiskan waktu untuk menghafal Kitabullah?
Jawaban
Seorang pelajar dalam menghafal AlQur’an membutuhkan waktu yang berbeda beda, sesuai dengan perbedaan kecerdasan dan kemampuan pelajar tersebut. Pelajar yang cerdas mampu menghafal Al-Qur’an Al-Kariim selama tidak kurang 4 bulan dengan syarat pelajar tersebut memusatkan dan mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya untuk menghafal Kitabullah dengan sungguh sungguh.
Adapun untuk pelajar yang tingkat kecerdasannya sedang, membutuhkan waktu 1 tahun untuk menghafal Al Qur’an. Sedangkan pelajar yang lemah tingkat kecerdasannya membutuhkan waktu sesuai tingkat kesungguhan dan kemampuannya. Dan tidak ada batasan waktu tertentu.
Pertanyaan
Apakah memahami makna dan kata kata merupakan syarat bagi orang yang membaca AlQur’an?
Jawaban
Tidak diragukan lagi bahwa merenung dan memahami makna makna Al Qur’an merupakan tingkatan yang paling tinggi dan hal inilah yang diinginkan dan dituntut. Akan tetapi orang yang membaca Kitabullah (dengan) tidak mengetahui artinya bukan berarti (kemudian) dia meninggalkan bacaan AlQur’an dan hafalannya. Maka membaca Al Qur’an itu ibadah, terlepas dari tadabbur (merenungkan maknanya). Allah ‘azza wa jalla berfirman:
لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata” Ali Imran : 164
Di dalam ayat ini diketahui bahwa berbeda antara membaca dan mempelajari maknanya. Firman Allah “yang membacakan kepada mereka ayat ayat Allah” dan Firman-Nya : “dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah.” Sebagaimana yang telah ma’ruf bahwa bacaan satu huruf dari Kitabullah merupakan satu kebaikan. Dan diantara huruf huruf ini adalah huruf huruf yang terpisah, yang tidak ada seorang pun yang mengetahui maknanya menurut pendapat yang shahih. Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallambersabda,
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya kebaikan sepuluh kali lipat, aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, Mim satu huruf.” (Shahih HR.Tirmidzi)
Dan Rasulullah -shalallahu ‘alayhi wa sallam- tidak memberi syarat kepada orang yang membaca Al-Qur’an untuk memahami makna-makna dari huruf huruf (yang dibaca) terlebih dahulu agar dirinya mendapatkan pahala. Hal tersebut diperjelas dengan banyaknya orang orang Ajm (orang orang yang bukan arab) mereka tidak mengetahui makna Al Qur’an Al Karim dan tidak mengetahui makna Al Fatihah, bersamaan dengan itu tidak ada satupun dari kalangan ulama yang mengatakan bahwa shalat mereka bathil (tidak sah) dengan sebab mereka tidak paham terhadap makna Al Quran Al Karim. Sebagaimana tidak pantas bagi mereka menghafal kitab Allah ‘azza wa jalla.

***
artikel
 muslimah.or.id
Disalin dari buku Keajaiban Hafalan – Bimbingan bagi yang ingin menghafal Al Qur’an oleh Abdul Qoyyum bin Muhammad bin Nashir As Sahaibani Muhammad Taqiyul Islam. Pustaka Al Haura’




Nasihat Untuk Penghafal Al Quran 3
Pertanyaan:
Saya ingin menghafal Kitabullah, maka apa nashihat anda untuk mewujudkannya?
Jawaban :
Kami nasihatkan kepada Anda secara umum dengan beberapa hal:
1.    Mengikhlaskan niat karena Allah.
2.    Dengan menghafal Qur’an, engkau mengharapkan Wajah Allah dan negeri akhirat.
3.    Engkau kuatkan kemauan yang sempurna untuk menyelesaikannya.
4.    Engkau memilih seorang guru yang kuat hafalannya, teliti dan senantiasa memantaumu dalam menghafal serta sekaligus senantiasa memberi semangat kepadamu.
5.    Engkau curahkan waktu pada setiap harinya untuk menghafalnya seperti waktu Magrib atau Ashar dan jangan ada perkara lain yang menyibukkanmu.
6.    Engkau senantiasa mengharapkan pahala dan balasan dari Allah dan hadirkanlah dalam benakmu hadits nabi -shalallahu ‘alayhi wasallam-
خيركم من تعلّم القرآن و علّمه
Sebaik baik kalian adalah orang yang mempelajari AlQur;a dan mengajarkanny.” (HR Bukhari)
***

artikel muslimah.or.id
Disalin dari buku Keajaiban Hafalan – Bimbingan bagi yang ingin menghafal Al Qur’an oleh Abdul Qoyyum bin Muhammad bin Nashir As Sahaibani Muhammad Taqiyul Islam. Pustaka Al Haura’




Nasihat Untuk Penghafal Al Quran 4 (Mungkinkah Orang Yang Lemah Kecerdasannya Menghafal Al Quran?)

Pertanyaan :
Apakah mungkin bagi seorang pelajar yang lemah kecerdasannya untuk menghafal Al Qur’an?
Jawaban :
Sebagian para pelajar ragu terhadap diri mereka sendiri bahwasanya mereka tidak mampu menghafal Al Qur;an disebabkan karena persiapan kecerdasan mereka yang lemah, atau sebagian para pelajar cerdas namun meninggalkan Al Qur’an dan tidak menghafalnya, akan tetapi kita katakan:
Memungkinkan bagi pelajar yang lemah kecerdasannya untuk menghafal Al Qur’an dengan cara membatasi diri dalam sehari sesuai dengan kemampuannya. Kemudian muraja’ah (mengulang kembali) hafalan hari yang lalu dan mengikat hafalan yang lalu dengan yang selanjutnya, maka dia menghafal Al Qur;an sesuai dengan kadar kemampuannya.
Manakala pelajar tersebut memiliki kesungguhan yang besar, dia akan mendapatkan pahala yang besar sesuai dengan tingkat  kesungguh sungguhan dan ketekunan mereka. Dan betapa banyak mereka yang lemah tingkat kecerdasannya hafal Kitab Allah sementara mereka bukanlah orang orang yang cerdas.
Untuk mendapatkan manfaat bagi pelajar yang lemah kecerdasannya, orang yang sudah tua umurnya dan pekerja yang sibuk, untuk memulai menghafal dari Juz ‘Amma (Juz 30) kemudia Juz Tabaarak (Juz 29), demikianlah, mereka memulai hafalan yang paling mudahm dan dengan hal ini mereka membiasakan diri untuk menghafal hingga sampai pada surat surat yang panjang.
***

artikel muslimah.or.id
Disalin dari buku Keajaiban Hafalan – Bimbingan bagi yang ingin menghafal Al Qur’an oleh Abdul Qoyyum bin Muhammad bin Nashir As Sahaibani Muhammad Taqiyul Islam. Pustaka Al Haura’



Nasihat Untuk Penghafal Al Quran 5 (Hafalan Cepat Lupa)

Pertanyaan:
Sebagian pelajar, mereka menghafal AlQur’an dengan cepat dan sepat pula lupanya, bagaimana solusi dari permasalahan ini?
Jawaban :
Seorang pelajar yang menghafal Al Qur’an dengan cepat dan cepat pula lupanya, maka sungguh dia telah menghafal dengan hafalan yang jelek, oleh karena ini ia cepat lupa dan hafalannya semata mata menyebutkan makna makna dan solusinya adalah dengan memantabkan hafalan dan bersungguh sungguh padanya hingga tidak lupa dengan cepat.
Adapun cara yang paling baik bagi para pelajar semacam ini adalah mereka memperdengarkan kepada ustadz apa yang mereka hafal pada hari itu dan hari hari yang lalu, demikianlah pada setiap hafalah hingga terikat dan terpatri hafalan yang telah lalu dengan hafalan yang sesuai.
***

artikel muslimah.or.id
Disalin dari buku Keajaiban Hafalan – Bimbingan bagi yang ingin menghafal Al Qur’an oleh Abdul Qoyyum bin Muhammad bin Nashir As Sahaibani Muhammad Taqiyul Islam. Pustaka Al Haura’


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Menetapkan Masa Selesainya Haid





Bagaimana Seorang Wanita Menetapkan Masa Selesainya Haid Agar Dia Dapat Shalat?

Bagaimana seorang wanita memulai shalatnya setelah berhentinya masa haid? Apa yang harus dia lakukan jika dia telah yakin haid telah selesai dan memulai shalat, kemudian terbukit ada darah yang keluar atau ada cairan kecoklatan yang keluar?


Alhamdulillah
Pertama: Jika seorang wanita haid, maka sucinya ditetapkan dengan terhentinya darah, baik sebentar atau lama (masa haidnya). Mayoritas ahli fiqih berpendapat bahwa minimal masa haid itu sehari semalam, sedangkan maksimalnya adalah 15 hari.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah rahimahullah berpendapat bahwa tidak ada batasan minimal dan maksimal, akan tetapi, kapan saja diketahui ada darah dengan sifat-sifat yang telah dikenal, maka dia darah haid, baik sebentar atau lama.
Beliau berkata, "Haid adalah perkara yang hukumnya Allah kaitkan dalam berbagai tempat dalam Al-Quran dan Sunah, Dia tidak membatasi sebentar atau lamanya, tidak juga masa sucinya di antara dua haid, padahal masalah ini dialami umumnya masyarakat dan mereka butuh penjelasan akan hal itu.
Kemudian beliau berkata, "Di antara ulama ada yang membatasi maksimal dan minimalnya, lalu mereka berbeda pendapat dalam batasan tersebut. Di antara mereka ada yang membatasi maksimalnya saja, tidak minimalnya. Pendapat ketiga yang lebih benar, yaitu tidak ada batasan, minimal dan maksimalnya." (Majmu Fatawa, 19/237)
Kedua:
Ada darah yang disebut sebagai darah istihadhah, dia berbeda sifatnya dari darah haid dan memiliki hukum berbeda dari darah haid. Darah ini dapat dibedakan dari darah haid dengan beberapa perbedaan berikut;
Warna: Darah haid itu hitam, sedangkan darah istihadhah merah.
Kekentalan; Darah haid kental sedangkan darah istihadhah encer.
Bau: Darah haid berbau busuk, sedangkan darah istihadhah tidak berbau busuh, sebab dia darah biasa.
Beku: Darah haid tidak membeku jika keluar, sedangkan istihadhah membeku karena dia darah biasa.
Haid menghalangi seseorang dari shalat, sedangkan istihadhah tidak menghalangi orang dari shalat. Akan tetapi cukup baginya menjaga agar darahnya tidak berceceran, lalu berwudhu setiap kali masuk waktu shalat jika darah tersebut terus keluar hingga shalat berikutnya. Jika darah tetap keluar saat shalat, hal itu tidak mengapa. Hukum asalnya bahwa setiap darah yang keluar dianggap darah haid, kecuali jika dia terus menerus hingga seluruh bulan menurut pendapat Syaikhul Islam atau masa haidnya lebih dari 15 hari menurut pendapat jumhur, maka ketika itu darahnya dianggap istihadha.
Ketiga:
Seorang wanita dapat mengetahui suci dari haid dengan salah satu dari dua perkara;
- Keluarnya cairan putih dari rahim, yaitu sebagai tanda suci.
- Kering sempurna, jika tidak ada cairan putih. Ketika itu dia dapat mengetahui bahwa dirinya telah suci. Misalnya jiak dia tempelkan kapas putih ke tempat keluarnya darah dan ternyata kapas tersebut masih bersih, maka ketika itu dia telah suci, dan hendaknya dia mandi, lalu shalat.
Namun jika kapas itu masih merah, kuning atau coklat, maka jangan shalat (masih haid).
Pada masa lalu, kaum wanita mengirim wadah yang di dalamnya terdapat kapas, padanya terdapat warna kekuningan, maka beliau berkata, "Jangan tergesa-gesa (untuk menganggap telah suci), sebelum kalian mendapatkan cairan putih." (HR. Bukhari)
(Kitabul Haidh, Bab Iqbal Mahidh wa Idbaarihi)
Adapun jika cairan kekuningan dan keruh tersebut keluar pada masa-masa suci seorang wanita, maka dia tidak perlu menganggap apa-apa, seorang wanita tidak boleh meninggalkan shalatnya dan tidak harus mandi, karena hal tersebut tidak mewajibkan mandi dan tidak dianggap junub.
Berdasarkan hadits Ummu Athiyah radhiallahu anha, dia berkata,
كنا لا نعد الصفرة والكدرة بعد الطهر شيئاً  (رواه أبو داود، رقم 307  ، ورواه البخاري، رقم  320  ولم يذكر "بعد الطهر")
"Kami dahulu tidak menganggap apa-apa (bukan haid) cairan kekungingan dan keruh yang keluar setelah masa suci." (HR. Abu Daud, 307.  Bukhari, no. 320, meriwayatkan juga tanpa menyebutkan 'setelah masa suci')
Adapun jika hal tersebut bersambung dengan masa haid, maka dia dianggap haid.
Keempat:
Jika seorang wanita telah yakin bahwa dirinya telah suci, kemudian keluar darah lagi, maka dia dianggap haid, selama tidak terjadi pada seluruh bulan.
Wallahua'lam.
Syekh Muhammad Saleh Al-Munajjid





Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

SISTEM SARAF

semua organ tubuh mengandung unsur saraf. pada dasarnya, sistem saraf menghimpun rangsangan  dari lingkungan,  mengubah rangsangan menjadi impuls saraf,  dan meneruskan impuls ini ke suatu daerah   penerima dan korelasi yang teroganisasi baik

1. sel saraf 

  sel saraf atau neuron terdiri atas:
                           dendrit 
                           badan sel
                           neurit/akson

badan sel  terdiri atas :
                          membran sel 
                          sitoplasma
                          nukleus
                          dan retikulum endoplasma

dendrit merupakan serat-serat yang melekat pada sel  yang berfungsi sebagai penerima rangsang, rangsangan yang diterima akan diubah menjadi impuls.
retikulum endoplasma membentuk kelompok yang dinaman badan nissl 


neurit atau akson merupakan percabangan dari badan sel  yang panjang dan ujungnya bercabang, yang berguna untuk meneruskan rangsangan ke kelenjar otot atau sel saraf lainnya. bagian ini dinamakan bagian terminal akson atau telodendron

neurit ditutupi oleh selubung kecil yang dinamakan neurilema  selubung ini terdiri atas lemak  yang berguna menyelubingi akson  
dibawah neurilema terdapat sel scwhann. sel ini membemtuk mielin 

bagian akson tidak tertutupi secara utuh oleh ssselubung mielin dinamakan nodus ranvier

menurut fungsinya neuron terbagi atas (dikelompokan) menjadi tiga yaitu
                                                                                            neuron sensoris
                                                                                            neuron intermediet
                                                                                            neuron motoris
 
dikutip dari buku cerdas belajar biologi karya oman karmana

setelah membaca pokok bahasaan diatas silahkan perhatikan gambar di bawah ini agar lebih jelas


Add caption

                                               

silahkan bandingkan kekurangan dan kelengkapan kedua gambar ini agar lebih jelas



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Aku Rindu Dengan Bidadari Bermata Jeli


"Taman - Taman Para Penuntut Ilmu"

Sebelumnya, saya mohon maaf kepada para akhwat, jika kisah ini membuat lemahnya semangat. Kisah ini adalah hiburan bagi orang - orang shaleh, dan pelajaran bagi orang - orang yang bertakwa, dan nasehat bagi orang yang hatinya lalai kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Yuk kita simak kisahnya.

Kisah ini terdapat didalam kitab Tanbihul Ghafilin hal 395 :
Abdul Wahid bin Zaid rahimahullah berkata :
"Ketika kami sedang duduk - duduk di majelis kami, aku pun sudah siap dengan pakaian perangku, karena ada komando untuk bersiap - siap sejak Senin pagi. Kemudian saja adalah seorang pemuda laki - laki membaca ayat :

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang - orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan memberi surga." [al-Quran surat at-Taubah ayat 111]

Aku (Abdul Wahid) menyabut : "Ya, kekasihku."

Lelaki itu berkata : "Aku bersaksi kepadamu wahai Abdul Wahid, sesungguhnya aku telah menjual jiwa dan harta ku dengan harapan aku memperoleh surga."

Aku menjawab : "Sesungguhnya ketajaman pedang ini melebihi semua. Dan engkau sajalah orang yang aku sukai, aku khawatir manakala engkau tidak mampu bersabar dan tidak mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini."

Lelaki itu berkata : "Wahai Abdul Wahid, aku telah berjual beli dengan Allah, dengan harapan mendapatkan Surga. Mana mungkin jual beli yang aku persaksikan kepada mu itu akan melemah.

Nampaknya aku memprihatinkan kemampuan kami semua, kalau orang kesayangan ku saja mampu berbuat, apakah kami tidak?"

Kemudian laki - laki itu menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah kecuali seekor kuda, senjata dan sekedar bekal untuk perang.

Ketika kami telah berada dimedan perang, dialah laki - laki yang pertama kali yang tiba ditempat tersebut. Dia (pemuda laki-laki itu) berkata : "Assalamu'alaika ya Abdul Wahid"

Aku menjawab : "Wa'alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh, alangkah beruntungnya perniagaan ini."

Kemudian kami berangkat menuju medan perang, lelaki tersebut senantiasa berpuasa disiang hari dan shalat malam, pada malam harinya melayani kami dan menggembalakan hewan ternak kai serta menjaga kami ketika kami tidur, sampai kami tiba diwilayah Romawi.

Ketika kami sedang duduk - duduk pada suatu hari, tiba - tiba dia datang sambil berkata : "BETAPA RINDUNYA AKU KEPADA BIDADARI BERMATA JELI."

Kawan - kawan ku berkata : "Sepertinya laki - laki pemuda ini sudah mulai linglung (hilang akal)."

Dia mendekati kami lalu berkata : "Wahai Abdul Wahid, aku sudah tidak sabar lagi, aku sangat rindu pada bidadari bermata jeli."

Aku bertanya : "Wahai saudaraku, siapa yang kamu maksud dengan bidadari bermata jeli itu.?"

Laki - laki itu menjawab : "Ketika aku sedang tidur, tiba - tiba aku bermimpi ada seorang datang menemuiku, dia berkata : "Pergilah kamu menemui bidadari bermata jeli."

Seseorang dalam mimpiku itu mendorongku untuk menuju sebuah taman dipinggir sebuah sungai yang berair jernih. Ditaman itu ada beberapa pelayan cantik memakai perhiasan yang sangat indah sampai - sampai aku tidak mampu mengungkapkan keindahan nya.

Ketika para pelayan cantik itu melihatku, mereka memberi kabar gembira sambil berkata : "Demi Allah, suami bidadari bermata jeli itu sudah tiba."

Kemudian aku berkata : "Assalamu'alaikum, apakah ada diantara kalian ada bidadari bermata jeli?" Pelayan cantik itu menjawab : "Tidak, kami sekedar pelayan dan pembanu bidadari bermata jeli. Silahkan teruskan (perjalanan mu)."

Aku pun meneruskan maju mengikuti perintahnya, aku tiba disebuah sungai yang mengalir air susu, tidak berubah warna dan rasanya, berada disebuah taman dengan berbagai perhiasan. Didalamnya juga terdapat pelayan bidadari cantik dengan mengenakan berbagai perhiasan. Begitu aku meliha mereka, aku terpesona. Ketika mereka melihatku, mereka memberiku kabar gembira dan berkata kepada ku : "Demi Allah, telah datang suami bidadari bermata jeli"

Aku berkata : "Assalamu'alaikum, apakah ada diantara kalian bidadari bermata jeli?"

Mereka menjawab : "Waalaikassalam wahai waliyullah, kami ini sekedar budak dan pelayan bidadari bermata jeli, silahkan teruskan perjalanan mu."

Aku pun meneruskan maju, ternyata aku berada disebuah sungai khamr berada di pinggir lembah, disana terdapat bidadari- bidadari yang sangat cantik, yang membuat aku lupa dengan kecantikan bidadari- bidadari yang telah aku lewati sebelumnya.

Aku berkata : "Assalamu'alaikum, apakah diantara kalian ada bidadari bermata jeli?"
Mereka menjawab : "Tidak, kami sekedar pembantu dan pelayan bidadari bermata jeli, silahkan maju ke depan."

Aku berjalan maju, aku tiba disebuah sungai yang mengalir madu asli di sebuah taman dengan bidadari - bidari yang sangat cantik, berkilauan wajahnya dan sangat jelita, membuat aku lupa dengan kecantikan para bidadari sebelumnya.

Aku bertanya : "Assamu'alaikum, apakah diantara kalian ada bidadari bermata jeli?" Mereka menjawab : "Wahai Waliyurrahman, kami ini pembantu dan pelayan bidadari jelita, silahkan maju lagi?"

Aku berjalan maju mengikuti perintah nya, aku tiba disebuah tenda yang terbuat dari mutiara yang dilubangi, didepan tenda terdapat seorang bidadari yang sangat cantik dengan memakai pakaian dan perhiasan yang aku sendiri tidak mampu mengungkapkan keindahan nya. Begitu bidadari itu melihat ku, dia memberi kabar gembira kepadaku, dan memanggil dari arah tenda : "Wahai bidadari bermata jelita, suamimu datang."

Kemudian aku mendekati kemah tersebut lalu masuk. Aku mendapati bidadari bermata jelita duduk diatas ranjang yang terbuat dari emas, bertahta intan berlian. Begitu aku melihatnya aku terpesona sementara itu dia menyambutku dengan berkata : "SELAMAT DATANG WALIYURRAHMAN, Telah hampir tiba waktunya untuk kita bertemu."

Aku pun maju untuk memeluknya, tiba - tiba ia berkata : "Sebentar, belum saatnya engkau memeluk ku karena dalam tubuh mu masih ada ruh kehidupan. Tenanglah engkau akan berbuka puasa bersama ku dikediaman ku, Insya'Allah."

Seketika itu aku bagun dari tidur ku Wahai Abdul Wahid. Kini aku sudah tidak sabar lagi, ingin bertemu dengan bidadari bermata jelita itu."

Abdul Wahid menuturkan : "Belum lagi pembicaraan kami selesai, kami mendengar pasukkan musuh telah mulai menyerang kami, maka kami pun bergegas mengangkat senjata begitu juga pemuda laki - laki itu.

Setelah peperang berakhir, kami menghitung jumlah korban yang wafat, kami menemukan 9 orang musuh tewas dibunuh oleh laki - laki itu, dan pemuda itu juga meninggal dunia. Ketika aku melintas didekat jenazahnya, aku lihat tubuhnya berlumuran darah sementara bibirnya tersenyum yang mengantarkan pada akhir hidupnya." [Mi'ah Qishshah min Qishashish Shalihin, Muhammad bin Hamid Abdul Wahhab. Diterjemahkan dengan judul 99 Kisah Orang Shalih. cet Darul Haq]

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan", mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." [al-Quran surat Ath-Thur ayat 17 - 21]

Masihkah ada waktu bagi kita untuk menyia-nyiakan umur untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi dunia dan akhirat kita? Padahal kita meninginkan surga Allah?

Semoga Allah mengampuni kita, menerima amal kita, dan memasukkan kita kedalam surga-Nya. aamiin





dikutip dari  postingan yang pernah di postkan di grup  facebook Al-firqah an-najia

by nurmin 


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Template Copy by Blogger Templates | BERITA_wongANteng |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES